Apa itu Green House?
Secara
umum green house dapat didefinisikan
sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi
kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
v 1
Ekses radiasi sinar matahari seperti
sinar ultra violet dan sinar infra merah.
v
2 Suhu udara dan kelembaban yang tidak
sesuai.
v
3 Kekurangan dan kelebihan curah
hujan.
v 4 Gangguan hama dan penyakit.
v
5 Tiupan angin yang terlalu kuat
sehingga dapat merobohkan tanaman.
v
6 Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan
kontaminasi penyerbukan.
v 7 Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara
kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
v
1 Kondisi cuaca yang mendukung rentang
waktu tanam lebih panjang.
v 2 Mikroklimat seperti suhu, kelembaban
dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
v 3 Suplai air dan pupuk dapat dilakukan
secara berkala dan terukur.
v 4 Sanitasi lingkungan sehingga tidak
kondusif bagi hama dan penyakit.
v 5 Kondisi nyaman bagi terlaksananya
aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
v
6 Bersih dari ekses lingkungan seperti
polutan dan minimnya residu pestisida
v
7 Hilangnya gangguan fisik baik oleh
angin maupun hewan.
Manfaat
apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pengaturan
jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada
keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi
akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika
musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk
pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan
air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula
pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian
tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok,
sehingga kerugian segera tiba.
2. Meningkatkan
hasil produksi
Pada
luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih
tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house
kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman.
Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian
dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini
dikenal sebagai hidroponik. Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata
menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan
terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat
dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan
kualitas produksi
Ekses
radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu,
polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan
kebersihan hasil produksi. Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan
pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan
berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen
diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi
pestisida
Green
house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal
bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada
dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak
dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun. Pada beberapa green house bagian
pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang
kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang
terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan
pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan
performance
Saat
ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan
cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan
kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin
dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana
agrowisata
Green
house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis
tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada
yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan
suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini
banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
KONSEP UNTUK GREEN HOUSE
Green house merupakan tempat atau sebuah bangunan dimana tanaman di
budidayakan. Pada sebuah rumah kaca, atap terbuat dari plastik. Agar tanaman
yang berada di dalamnya dapat menyerap sinar matahari, aliran udara pada
jendela dan pintu akan mempengarui suhu yang ada di dalam ruangan green house.
Jadi, ketika siang hari, alangkah baiknya jika jendela pada green house dibuka,
agar suhu dapat stabil. Karena pada siang hari suhu dalam green house
sangat panas.
Budidaya
tanaman di dalam green house memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang
lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman.
Rancangan green house berpengaruh besar terhadap lingkungan mikro di dalamnya. Salah
satu parameter lingkungan mikro tanaman adalah suhu. Suhu yang tinggi
dapat mempercepat evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air
dan energi. Salah satu cara untuk mengendalikan lingkungan mikro tanaman di
dalam greenhouse khususnya suhu adalah dengan ventilasi alamiah. Keuntungan
pemakaian ventilasi alamiah adalah biaya yang relatif murah dan tidak
diperlukan perawatan. Kerugian yang perlu diperhatikan pada penggunaan cara ini
adalah ketergantungan lingkungan mikro pada alam yang sulit dikendalikan.
Penempatan dan luas bukaan ventilasi sangat menentukan pergerakan udara di dalam
greenhouse yang akan membantu penurunan suhu. Letak ventilasi dan bentuk
greenhouse akan mempengaruhi pergerakan udara di dalamnya. Pergerakan udara
tersebut dimanfaatkan untuk memindahkan udara panas dari dalam greenhouse.
Semakin banyak udara panas yang dikeluarkan akan membantu menurunkan suhu
udara.
Green
house memiliki fungsi pertama menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak
tanaman. Karena air hujan dapat menyebabkan tumbuhan tersebut rusak atau mati.
Karena suhu diluar ruangan yang berbeda-beda. Kedua, Menghindarkan lahan dari
kondisi yang becek, jika lahan becek, maka struktur tanah akan berubah yang
dapat menyebabkan pertumbuhan suatu tumbuhan dapat terganggu. Ketiga, Mencegah
masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat mengencerkan larutan
hara). Keempat, Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun
tidak terbakar pada saat terik. Ada dua fungsi atap plastik pada green house,
pertama, menghindari panas terik, dan ketika matahari menyentuh atap green
house maka panas akan diserap dan akan dihasilkan pencahayaan yang di butuhkan
oleh tumbuhan yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, green house biologi juga
sudah memenuhi kriteria. Hanya saja atap green house yang kurang bening
sehingga kurang maksimal untuk menerima cahaya.
Kelima,
Mengurangi tingkat serangan OPT. OPT sendiri merupakan organisme pengganggu
tanaman seperti kutu dan lain-lain. Dan terakhir, Fotosintesis dapat
berlangsung secara sempurna. Jadi, kualitas atap pada green house berpengaruh
pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang ada di dalam green
house tersebut.
Faktor
lingkungan fisik tanaman pada green house antara lain adalah cahaya, suhu
udara, kelembaban relatif (RH) udara, kadar CO2 dalam udara, kecepatan angin,
polutan dan lingkungan akar. Cahaya yang paling penting bagi tanaman merupakan
cahaya tampak yang mempunyai panjang gelombang 390 – 700 nm. Aspek penting dari
cahaya adalah intensitas, durasi, dan distribusi spektral cahaya. Suhu udara di
sekitar tanaman dipengaruhi oleh radiasi matahari, pindah panas konveksi, laju
evaporasi, intensitas cahaya, kecepatan dan arah angin serta suhu lingkungan
secara umum. Perubahan suhu udara akan berpengaruh pada proses fisiologi dalam
tanaman. Secara praktik, bagi tanaman dalam greenhouse disarankan perbedaan
suhu antara siang dan malam berkisar antara 5 – 10 derajat. Aspek penting dalam
pergerakan udara dalam budidaya tanaman adalah kecepatannya, bukan arahnya.
Angin berpengaruh pada laju transpirasi, laju evaporasi, serta ketersediaan CO2
dalam udara. Menurut ASAE (American Society of Agricultural Engineering)
menyatakan kecepatan udara melewati tanaman sebaiknya tidak lebih dari 1,0 m/s.
Jadi,
suhu berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman yang ada dalam green house, untuk
menyeimbangkan suhu yang terdapat pada green house kita, kita harus jeli
mengatur suhu. sebagai contoh, ketika siang hari yang amat panas, suhu pada
green house akan tinggi, maka untuk menguranginya, dibuka jendela atau
fentilasi yang ada pada green house agar suhu dalam ruangan stabil. Dan ketika
malam hari, maka fentilasi harus ditutup, karena suhu pada malam hari sangat
dingin. Untuk merawat green house, kita harus telaten dan penuh kesabaran,
karena kita harus mengecek keadaan dari green house setiap saat. Green house
juga mengajarkan kepada kita untuk selalu menyayangi tumbuhan.
Jelly Gamat Walatra G Sea
BalasHapus